Senin, 24 Januari 2011

Profile Prisa


Prisa (PRISA ADINDA ARINI RIANZI) yang sejak tahun 2001 dikenal sebagai salah satu female rock guitarist ternyata baru berusia 20 tahun.. tepatnya kelahiran 6 Jan 1988 asal Padang (bokap Padang, nyokap Lampung/Palembang).

Salah satu penyebab Prisa mulai tertarik dengan musik pada masa kecilnya adalah karena adanya piano yang nganggur di rumahnya. Waktu itu Prisa baru kelas 3 SD dan usianya juga baru 7 tahun, namun Prisa berusaha untuk memainkannya walaupun kakinya belum bisa mencapai pedal piano tersebut. Kebetulan suatu hari ketika teman kakaknya datang ke rumahnya… Prisa kepergok sedang mencoba memainkan piano tersebut. Tergerak hati teman kakaknya untuk mengajarkan sedikit basic tentang permainan piano, waktu itu yang berusaha diajarkan adalah chord.

Di luar dugaan teman kakaknya tersebut sempat kaget dengan cepatnya daya tangkap Prisa terhadap pelajaran piano yang diberikan. Sejak itu teman kakaknya tanggap jika Prisa memang berbakat musik dan menyarankan orangtua Prisa untuk memberikan les piano kepada Prisa. Pada usia 8 tahun akhirnya Prisa diberikan les privat piano. Ternyata les privat yang diberikan malah bukan piano, namun “electone” (sejenis piano). Les privat electone tersebut berjalan sampai Prisa berusia 10 tahun. Prisa kemudian mengembangkan permainan electonenya ke piano secara otodidak, Prisa mencoba membawakan lagu “Entertainer” & “Fur Elize” (Beethoven) versi dia sendiri.

Sesudah lulus SD Prisa masuk ke Asrama Pelita Harapan (PH), di PH setiap pulang sekolah murid diwajibkan mengambil salah satu les. Kemudian Prisa langsung memilih piano tanpa ragu-ragu. Kebetulan teman sekamarnya mengambil les piano juga. Ternyata permainan piano Prisa jauh lebih berkembang dibanding teman sekamarnya itu, temannya pun sempat gusar dan kemudian pindah ke alat musik gitar akustik. Guru Prisa sempat senang dengan perkembangan Prisa di permainan pianonya. Namun Prisa pun merasa kehilangan teman main musik, ketika dia melihat gitar temannya yang tergeletak di kamar tersebut… Prisa pun menjadi penasaran dengan alat musik gitar tersebut dan kemudian curi-curi main gitar tersebut.

Di suatu hari Prisa kepergok temannya ketika sedang mencoba memainkan gitar tersebut, Prisa kemudian dilarang oleh temannya itu agar tidak pernah lagi menyentuh gitarnya. Akhirnya di detik itu juga Prisa bertekad belajar gitar untuk menyaingi temannya yang galak tersebut. Waktu itu Prisa baru SMP kelas 2, Prisa sangat displin belajar gitar mulai saat itu dan berhenti memainkan piano. Prisa pun kemudian berusaha belajar sendiri melalui buku-buku musik yang tersedia di toko buku, seperti MBS (Music Book Selection). Dari situ Prisa memperlajari bentuk-bentuk chord gitar.

Proses belajar gitar akustik tersebut hanya berlangsung sampai Prisa lulus SMP berhubung sibuknya aktifitas Prisa di SMA 1, tepatnya akhir tahun 2001. Prisa pun langsung melirik gitar elektrik yang menurutnya kelihatan lebih keren. Akhirnya Prisa membeli gitar elektrik pertamanya yaitu Fender Stratocaster mexico hasil patungan dengan orangtuanya untuk mengejar cita-citanya tersebut.

Ketika Prisa beranjak 15 tahun (sekitar tahun 2003), Prisa berusaha membentuk grup bandnya sendiri. Waktu itu Prisa baru kelas 3 SMA dan sempat keluar-masuk di beberapa band.. akhirnya Prisa berhasil membentuk band pertamanya, sebuah band pop cewek bernama: Daijyobu. Di band ini Prisa berperan sebagai gitaris dan vocalis. Tembang yang dibawakan pada saat itu adalah “No Such Thing”nya John Mayer dan beberapa tembang dari “Incubus”.

Melihat bakat yang terus mengalir begitu saja, Prisa kemudian membuat sebuah band Rock’n'Roll + Punk Rock bernama “Morning Star“. Saat itu band ini khusus membawakan covernya Living End. Ide nama Morning Star itu berasal dari artinya “Lucifer” (di kamus berarti: Bintang Fajar). Band tersebut berpersonil 6 orang, Prisa memainkan gitar akustik dan vokal.

Kesukaan Prisa mendengarkan musik metal ternyata tidak berakhir begitu saja, pada tahun 2004 Prisa membentuk band modern metal bernama Zala yang membawakan tembang-tembang yang hits pada saat itu seperti Killswitch Engage, God Forbid, As I Lay Dying, Avenged Sevenfold, dll. Sejak adanya band inilah Prisa mulai mendapatkan sound distorsi yang diidam-idamkan selama ini, diiringi perkembangan teknik bermain gitar Prisa yang sangat pesat. Bersama band ini juga Prisa sempat menulis beberapa lagu metal karya mereka sendiri. Nama Prisa cukup dikenal di scene underground bersama Zala. Band ini cukup menyita perhatian lantaran isi personelnya cewek semua. Tapi tidak hanya sekedar menjual image saja, skill mereka juga tidak kalah sama band-band cowok. Di tengah kesibukan bersama band Zala, Prisa menyempatkan diri untuk menulis lagu popnya.

Tahun 2006 bisa dibilang sebagai tahun emasnya Prisa dimana karirnya kian sukses. Pada akhir tahun 2005 Prisa untuk pertama kalinya berkenalan dengan Mayzan (pemilik komunitas gitar Gitaris.com) & Andreas Laratsemi (Clinician Audio Interior Musisi.com) di toko Melodia Musik. Untuk pertama kalinya Mayzan bertemu dengan seorang gitaris cewek yang mampu memainkan musik metal dengan sangat tegas dan baik. Prisa kemudian diajak bergabung ke komunitas gitaris online: www.Gitaris.com, di sana Prisa banyak mendapat teman baru dan belajar tentang permainan guitar soloing beserta equipmentnya. Sebelumnya Prisa hanya menguasai teknik ritem gitar. Kedatangan Prisa di komunitas ini juga mendapat sambutan baik dari para member Gitaris.com karena minimnya gitaris cewek di Indonesia. Atas saran Diaz (admin Gitaris.com) Prisa kemudian terpilih sebagai model untuk design website Gitaris.com di masa mendatang, disetujui oleh sebagian besar para member Gitaris.com. Pemotretan pun akhirnya dilakukan pada bulan Februari 2006.

Tidak lama kemudian Prisa memperoleh gitar metal pertamanya yaitu: Fender Telecaster Flathead Custom Shop (Slipknot Signature). Pada bulan Maret 2006, band Zala mendapat kesempatan untuk tampil di acara Java Jazz (JHCC – Senayan). Tidak lama kemudian Prisa juga tampil di harian Kompas 23 April 2006 (mengenai Gitaris.com), disusul talk show di Global TV bersama Mayzan juga mengenai Gitaris.com di bulan July 2006.

Selain menjadi model Gitaris.com, ternyata Prisa juga cepat menjadi teman akrab Mayzan karena persamaan dalam selera musik yaitu musik metal. Persahabatan pun berlangsung dan Prisa sempat menjadi murid Mayzan selama hampir 3 tahun. Prisa banyak memperoleh teknik shred soloing seperti vibrato, arpeggio, alternate & sound guitar dari Mayzan, seperti yang dapat kita saksikan di channel youtube Prisa membawakan beberapa lagu Megadeth, Paul Gilbert & Marty Friedman. Semangat Prisa bermain gitar makin menjadi-jadi sejak saat itu… jam latihan bermain gitar Prisa pun makin meningkat. Mayzan akhirnya menyadari bahwa kemampuan vokal dan song writing Prisa ternyata cukup baik dan berbakat. Saat itu Prisa sempat kehilangan semangat & hampir gantung gitar karena jenuh, namun karena dukungan dari Mayzan.. Prisa akhirnya bangkit lagi dan merekam beberapa demo lagu pop dan metalnya di studio Mayzan.

Tidak lama kemudian Prisa membuat lagu pop pertamanya yang berjudul “Hancurkan Aku” yang rencananya merupakan salah satu lagu di album pop mendatangnya. Pada bulan Juni 2006 Prisa kemudian tergabung dalam band metal baru bernama Dead Squad. Di band ini ia bermain dengan salah satu gitaris dari keluarga Audi: Stevie Item, yang juga digawangi oleh Bonny (ex-Tengkorak, ex-vessel) sebagai bassist dan Andyan (ex-Siksa Kubur) sebagai drummer.

Pada suatu hari secara kebetulan Mayzan berkesempatan berkenalan dengan produser Denny Chasmala karena Mayzan menjual sebuah efek mini Korg Pandora. Berbekalkan penampilan dan begitu banyak bakat musik yang dimiliki Prisa, Mayzan kemudian memperkenalkan permainan gitar Prisa kepada Denny Chasmala. Kemudian Mayzan bersama Andre Harihandoyo juga memperkenalkan Prisa kepada Eet Sjahranie (Edane), Eross (Shiela On 7) & Mudya (redaktur majalah Gitar Plus). Di luar dugaan permainan gitar, kemampuan vokal, song writing dan penampilan Prisa begitu menarik perhatian mereka. Prisa kemudian kebanjiran job, pada bulan Juli Prisa mendapat kehormatan untuk berkolaborasi dengan salah satu maestro gitar Indonesia, Eet Sjahranie dalam penampilan band Edane di acara bergengsi PRJ membawakan tembang “Cry Out” dan “Kaulah Ibliz”.

Selain itu ia juga tampil bersama Abdee Slank di sebuah klinik dan dikontrak selama 2 bulan sebagai additional gitaris dan backing vocal untuk ‘band sejuta copy’, Sheila On 7, yang baru ditinggal salah satu gitarisnya. Selanjutnya Prisa juga sempat tampil di SCTV dan TVRI bersama Shiela On 7 dan kemudian tour selama 1 bulan dari Jawa Timur hingga Malaysia bersama Shiela on 7 (promo tour album 507). Di negara tetangga tersebut Prisa sempat diwawancara oleh beberapa majalah dan stasion televisi terkemuka dan bermain di depan anak raja Malaysia.

Band metal (Zala) yang dibentuk Prisa terpaksa divakumkan karena jadwal manggung yang sudah sangat padat. Prisa akhirnya memutuskan untuk berhenti dari dunia pendidikan akademis dan memilih untuk terjun sebagai musisi profesional.
Sepulang dari Malaysia, project solo album Prisa langsung digarap oleh produser ternama Denny Chasmala yang rencananya akan dirilis melalui label Aquarius. Di tengah kesibukan rekaman tersebut Prisa juga sempat menjadi cover majalah Gitar Plus edisi 07/2006, menjadi cover majalah HAI edisi “Sekarang Giliran Anak Metal” dan tampil di majalah MTV Trax edisi 11/2006 di column GirlDoYouRock.

Pada bulan Sept 2006, Prisa juga menjadi demonstran untuk produk kabel bergengsi: Analysis Plus selama 4 hari berturut-turut bersama Irvan Askobar di Balai Kartini (Pameran Audio Hi-End: CHEX) sebagai penyanyi dan gitaris. Pada akhir tahun 2006 Prisa juga tampil bersama Mayzan membawakan karya Marty Friedman (Elixir) di sebuah acara gathering akbar Gitaris.com di Pondok Indah.

Atas dukungan Mayzan pula pada bulan Juli 2007 Prisa akhirnya diendorse oleh pihak Jackson Guitars. Ia dikontrak untuk menggunakan gitar Jackson DKMG Arch Top. Sebuah gebrakan yang sangat fenomenal mengingat ia adalah gitaris Indonesia pertama yang diendorse oleh Jackson.

Akhir tahun 2007, Prisa memutuskan keluar dari DeadSquad dan membentuk band metal yang seluruh personelnya wanita. Band itu dinamakan Vendetta. Di band ini Prisa juga sudah mulai memainkan gitar 7-string. Hingga awal tahun 2008 Prisa lebih sering terlihat di tv sebagai bintang tamu dalam sejumlah penampilan band-band papan atas tanah air seperti J-Rocks, Samsons, dan The Titans. Tidak lama kemudian album solo pop Prisa dengan album self title “Prisa” juga dirilis Aquarius Records dalam format CD & kaset.

0 komentar:

Posting Komentar